Zaman kewalian Walisanga sendiri dibagi dalam lima (5) periode, yang sambung menyambung dengan perubahan, penambahan, pergantian personil para Walinya, yaitu :
A. Walisanga Periode Pertama
Walisanga periode pertama adalah para wali yang dikirim oleh Sultan Muhammad I dari Kerajaan Turki. Mendengar dari para pedagang Turki bahwa di Pulau Jawa ada kerajaan, yaitu para pedagang di pesisir utara Pulau Jawa sudah menganut Islam, maka Sultan Muhammad I berkirim surat kepada para pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah, meminta kepada para ulama yang memiliki karomah dari kedua negeri itu untuk dikirim ke Pulau Jawa. Maka terkumpullah 9 ulama berilmu tinggi serta memiliki karomah, yang diberangkatkan ke Pulau Jawa pada tahun 808 Hijriyah atau 1404 Masehi, yaitu :
Walisanga periode kedua adalah kewalian lanjutan periode pertama dengan mengisi kekosongan tiga wali yang wafat, yaitu :
A. Walisanga Periode Pertama
Walisanga periode pertama adalah para wali yang dikirim oleh Sultan Muhammad I dari Kerajaan Turki. Mendengar dari para pedagang Turki bahwa di Pulau Jawa ada kerajaan, yaitu para pedagang di pesisir utara Pulau Jawa sudah menganut Islam, maka Sultan Muhammad I berkirim surat kepada para pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah, meminta kepada para ulama yang memiliki karomah dari kedua negeri itu untuk dikirim ke Pulau Jawa. Maka terkumpullah 9 ulama berilmu tinggi serta memiliki karomah, yang diberangkatkan ke Pulau Jawa pada tahun 808 Hijriyah atau 1404 Masehi, yaitu :
- Maulana Malik Ibrahim, dari Turki yang ahli mengatur negara. Beliau berdakwah di Jawa bagian timur dan wafat tahun 1419, dimakamkan di Gresik, Jwa Timur.
- Maulana Ishaq, dari Samarkand di Kazakhstan, yang ahli pengobatan. Beliau tidak menetap di Jawa karena pindah ke Pasai / Singapura dan wafat di sana.
- Maulana Ahmad Jumadil Kubra, dari Mesir, berdakwah kelliling dan setelah wafat dimakamkan di Tralaya, Trowulan, Mojokerto
- Maulana Muhammad Al Maghrobi, dari Maroko / Maghrib. Berdakwah keliling dan wafat tahun tahun 1465 Masehi dimakamkan di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah
- Maulana Malik Isro'il, dari Turki, ahli mengatur negara. Wafat tahun 1435 Masehi dan dimakamkan di Gunung Santri, Cilegon, Jawa Barat
- Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia/Iran, ahli pengobatan, wafat tahun 1435 dan dimakamkan di Gunung Santri, Cilegon, Jawa Barat
- Maulana Hasanuddin, dari Palestina, berdakwah keliling dan wafat tahun 1462 Masehi dan dimakamkan di samping Masjid Banten lama.
- Maulana Allyuddin, dari Palestina, berdakwah keliling dan wafat tahun 1462 Masehi, dimakamkan di samping Masjid Banten lama.
- Syeh Subakir, dari Persia/Iran, ahli menumbali tanah angker yang dihuni oleh jin-jin jahat tukang menyesatkan manusia, untuk dijadikan Pesantren. Beliau kembali ke Persia tahun 1462 Masehi dan wafat di sana.
Walisanga periode kedua adalah kewalian lanjutan periode pertama dengan mengisi kekosongan tiga wali yang wafat, yaitu :
- Raden Ahmad Ali Rahmatullah, dari Campa/Muangthai selatan, datang tahun 1421 menggantikan Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 Masehi. Beliau dikenal sebagai Raden Rahmatullah yang kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel
- Sayyid Ja'fat Shodiq, dari Palestina, datang ke Jawa tahun 1438 menggantikan Maulana Malik Isro'il yang wafat tahun 1435 Masehi. Beliaulah yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Kudus
- Syarif Hidayatullah, dari Palestina, datang Ke Jawa tahun 1436 Masehi, menggantikan Maulana Ali Akbar yang wafat tahun 1435 Masehi.